Museum dr. Moh
Saleh yang terletak di Jl. dr. Moh. Saleh nomor 1 Kota Probolinggo Jawa
Timur ini merupakan peninggalan sejarah
pada masa kolonial Belanda. Museum ini adalah bekas kediaman dr. Moh Saleh dan
sekaligus rumah sakit yang beroperasi pertama kali di Kota Probolinggo. Sudah
menjadi kebijakan pemerintahan belanda untuk membangun rumah sakit disetiap
daerah kekuasaannya. Tak heran jika museum ini seperti arsitektur bangunan
belanda.
dr. Mohammad
Saleh merupakan salah satu dr. pribumi yang lahir di Simo, Jawa Tengah tanggal
15 Maret 1888. Ia anak termuda dari 5 bersaudara pasangan Haji Sastrodikromo
dan Hajah Nalirah. Kemudian ia memperistri Emma Naimah, putrid termuda dari 4
bersaudara pasangan daeng Moehsin dan Masnoon yang lahir dijakarta tahun 1883.
Ia dikaruniai sebelas anak, yaitu 8 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
dr. Mohammad
Saleh adalah mahasiswa lulusan STOVIA (School Tot Opleiding van Indlandsche
Artsen) yang awalnya bernama sekolah Dokter Djawa. Pada Saat usia 20 tahun, Ia mendirikan
pergeragakn bersama dr. Soetomo dan beberapa mahasiswa STOVIA lainnya.
Pergerakan tersebut bernama Boedi Oetomo. Stelah lulus dari STOVIA Dokter
Mohammad saleh ditugaskan oleh belanda
sebagai dokter pribumi mulai di jakarta, Boyolali jawa Tengah, Kolonedele
Sulawesi Tengah, Bondowoso, Pasuruan, dan menjelang usia 50 tahun yaitu sekitar
tahun 1938 ia bertugas di Probolinggo sampai akhir hayatnya.
Selama di
Probolinggo, Dokter Mohammad Saleh menetap dirumah di Jl. Laoet nomor 1 yang
sekarang menjadi Jl. Dr. Moh. Saleh nomor 1. Dirumah tersebut ia mempersatukan
pemuda dan pemudi berbagai suku di Indonesia, sehingga mendapat julukan sebagai
rumah BhinekaTtunggal Ika. Selain itu, di rumah ini pula terbentuknya partai
politik pertama, yaitu Partai Indonesia Raya (Parindra) yang didirikan bersama
Dr. Soetomo. Rumah tersebut juga dijadikan sebagai rumah sakit umum pada masa
pemerintahan kolonial belanda. Meskipun dokter Mohammad saleh tinggal dan
bertugas disana, namun tempat tersebut masih dibawah kekuasaan belanda.
Barulah pada awal
kemerdekaan, Dokter Mohammad saleh di beri wewenang oleh pemerintah Indonesia
untuk memimpin sebuah rumah sakit umum di Probolinggo bersama dua orang dokter
pertama yang berdinas disana, yaitu dr. Sardadi dan dr. Pyter dari Swiss.
Setelah dr. Moh Saleh wafat pada 2 maret 1952, tugasnya digantikan oleh anaknya
yang terakhir yaitu Abu Bakar saleh. Setelah Abu Bakar Saleh wafat pada tahun
2008, kemudian pemerintah Kota Probolinggo mengadakan penelitian bersama guru-guru sejarah se-Kota
Probolinggo untuk menjadikan tempat tersebut sebagai Museum. Selain untuk pelestarian
cagar budaya di kota probolinggo diresmikannya museum ini agar masyarakat dapat
mengenang dan mengetahui jasa-jasa dr. Moh saleh kepada masyarakat Probolinggo.
Pembukaan museum ini pada 26 maret 2013, dan diresmikan untuk umum pada 30
April 2013 oleh Bandit selaku Wakil Walikota.
All the new features of the new merit casino
BalasHapusThis new slot machine features worrione free spins, multipliers, 1xbet korean wilds, multipliers and a unique game 메리트 카지노 mode which gives the player a full