Rabu, 05 Oktober 2016

Review Buku Tentang Komunikasi



Judul Buku      : Critical Communication Studies
Penulis             : Hanno Hardt
Penerbit           : Jalasutra
Bab                  : 1 (Tentang Pendefinisian Isu : Komunikasi, Sejarah, dan Teori)
Tahun Terbit    : 1992
                  
Pengumpulan penelitian komunikasi yang berlangsung di Amerika Serikat ini kaya akan pengumpulan wawasan tentang komunikasi serta peran dan fungsi media. Serta merefleksikan dengan ilmu – ilmu sosial yang kini mampu bertahan selama 60 tahun silam. Dan belum lama ini muncul beberapa kajian sejarah yang menjadi pendukung untuk mendokumentasikan perkembangan dalam ilmu komunikasi ini. Hal yang menarik dari penjelasan sejarah dalam bidang komunikasi yaitu agar dapat meneguhkan ekspresi dari komunikasi dan memberikan kepastian  dalam penelitian pada zaman perubahan yang akan terjadi, baik perubahan karena adanya keraguan maupun karena adanya ancaman pada fondasi penelitian dan ranah tradisonalnya.
Upaya dalam penelitian di sepanjang abad ini jarang disertai dengan refleksi –diri mengenai sejarahnya sendiri. Penelitian komunikasi di Amerika merefleksikan sejarah hanya untuk ulasan priodik atas posisi bidang ini saja di masa lalu. Sedangkan dominasi penelitian menggunakan pendekatan sosial. Oleh karena itu, darvin dan rekan – rekan editornya mencatat bahwa ada tantangan pluralistik terhadap konsep-konsep dalam bidang komunikasi ini, dan mereka juga tidak puas terhadap penelitian komunikasi ini. Namun, meskipun demikian, penelitian komunikasi ini memiliki aspek-aspek yang menarik mengenai administratif dalam teknis pengorganisasian. Perhatian administratif yang cukup jelas dan menegaskan ide bahwa komunikasi selalu mengendalikan fokus perhatian teoritis dan praktis. Dan akhirnya para editor membuat kesimpulan mengenai jenis dan jangkauan konsepsi dalam bidang ini, bahkan mereka menolak pada bidang-bidang lain yang hanya menekankan pada studi  budaya seperti, ekonomi-politik  atau studi feminis.
Yang paling penting dalam meninjau kembali periode komunikasi ini, ialah tak kurang referensi mengenai peran penting dan analisis sejarah, dan hasil penyelidikan sejarah terhadap bidang ini ternyata bersifat fragmentaris, kebanyakan dalam kajiannya terhadap suatu prespektif penelitian komunikasi bersifat episodis atau autobiografis. Penelitian komunikasi dilakukan dengan definisi – definisi fungsional dari individu karena tuntutan dari masyarakat. Identitas peneliatian komunikasi ini bergantung pada pengakuan atas minat sosio-historis, namun dampak awal tradisi ilmu sosial amerika telah memandang enteng menegenai dimensi sejarahnya. Sehingga ketidakhadiran sejarah dalam penelitian komunikasi ini mereifisikan kondisi umum dalam sebuah masyarakat dan mengakibatkan kemunduran era fungsionalisme dan marxisme.
Dua puluh tahun kemudian, rezim teori sosial parsonian kehilangan pengaruh eksklusifnya atas pemikiran teori sosial. Teori ini berjalan dalam konteks ahistoris yang terus meningkat delegitimasinya oleh peristiwa politik yang konkret di Amerika Serikat dan juga negara lainnya. Lalu kemudian penelitian komunikasi mulai beralih dari fokus pada praktik sosial atau kultur pada praktik ilmiah ilmu sosial yang kini telah berkembang menggantikan madzhab Chicago. Yang kemudian dalam penelitian komunikasi berhadapan dengan sentralitas budaya dan praktik budaya dalam wacana teoritis kontemporer yang juga termasuk persyaratan memahami sejarah. Nasib penelitian komunikasi di Amerika Serikat pun mungkin bergantung pada kemampuannya untk menemukan kesadaran atas sejarahnya sendiri. Terdapat banyak pendapat dari para ilmuwan mengenai pentingnya sejarah dalam penelitian komunikasi. Bahwa segala displin ilmu membuthkan kajian sejarah, karena dengan sejarah dapat menjelaskan teori – teori kontemporer atas masyarakat.
Teori-teori komunikasi yang mendukung gagasan partisipasi membuat atau menumbuhkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dalam hal proses bekerja. Penelitian komunikasi yang juga sebagai ilmu sosial berpartisipasi dalam terciptanya lingkungan sosial dan politik dengan lebih mengacu pada saluran infomasi resmi daripada dengan kenakaragaman kulturnya. Kebangkitan penelitian komunikasi dibantu oleh kebutuhan pasar yang ditunjang oleh tradisi fungsionalisme  Amerika, yang kemudian penelitian ini diarahkan oleh perkembangan dalam sosiologi dan antropologi serta kekuatan mitos figur “bapak”, yang juga menjadi pengaruh bagi definisi komunikasi. Bahkan kemudian komunikasi didefinisikan dalam artian efektivitas dan efisienannya, sehingga terpusat pada penyampaian pesan dan proses informasi pada setiap kemampuan kelompok maupun individu. Penelitian komunikasi ini dirasa sangat bermanfaat oleh masyarakat, karena dalam konteks ini penelitian komunikasi ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana penggunaan pesan dan media untuk menjaga kestabilan sistem politik dan ekonomi.
Awalnya penelitian komunikasi dengan menggunakan teori fungsionalisme berjalan dengan baik. Namun hal itu tidak berjalan lama. Banyak problem – problem yang terjadi. Di sisi lain seiring perkembangan komunikasi dalam masyarakat, muncul juga sebuah teori interaksionisme simbolik. Teori ini dikemukakan oleh George Herbert Mead yang mengkonsentasikan interaksi subjek pada masyarakat menggunakan makna bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Teori ini lebih sesuai dengan kondisi sosial di Amerika daripada teori fungsionalisme. Namun karena terikat perjanjian, Amerika Serikat tetap menggunakan teori fungsionalisme. Liberalisme di Amerika serikat mengembangkan dan menanamkan lingkungan teoritis yang dalam perubahan sosial dan politik dipandang sebagai penyesuaian pada kemajuan teknologi dan bukan dalam artian kematian proposisi-proposisi teoritisnya seperti sejarah pers Amerika yang didasarkan pada kepentingan dan kesetiaan penulis.
Seiring perkembangan penelitian komunikasi, kini bidang ini mulai mengakui pentingnya budaya untuk memenuhi kebutuhan dalam mendefinisikan masyarakat pada kehadiran kelompok dan individu serta partisipasi mereka dalam kondisi keberadaannya. Hal ini melibatkan watak sejarah teoretisasi dan penulisan tentang komunikasi dan media, sehingga pengakuan atas lingkungan sejarahnya sendiri akan membawa pada pemahaman tentang pentingnya sejarah dalam analisis sosiologis terhadap fenomena komunikasi dan media. Wacana teori dan sejarah merupakan suatu praktik budaya yang menandai penyelidikan sosial kontemporer. Bidang penelitian  komunikasi yang mulai merealisasikan potensi untuk menjembatani dan membatasi  disipllin dalam pertanyaan komunikasi masyarakat dalam konteks analisis budaya.
Dalam buku ini, khusunya pada bab 1 tentang “Pendefinisian Isu” penulis menyuguhkan kepada pembaca wacana-wacana akademik yang kian berkembang dan perdebatan-perdebatan intelektual yang terus mencuat dalam studi komunikasi. Sehingga dapat memperkaya informasi dan pemahaman kita terhadap studi komunikasi yang menjadi potret pada masa lalu.
Namun, dalam buku ini kalimat yang digunakan penulis sulit difahami, dan terlalu banyak menggunakan bahasa ilmiah, sehingga pembaca membutuhkan waktu dan perlu membaca beberapa kali agar dapat memahami maksud dari kalimat atau isi bacaan tersebut. Bagi pembaca pemula akan sulit pula memahami jika tidak mengetahui teori – teori yang dijelaskan dalam buku tersebut.

Asal Usul Museum dr. Moh saleh



Museum dr. Moh Saleh yang terletak di Jl. dr. Moh. Saleh nomor 1 Kota Probolinggo Jawa Timur  ini merupakan peninggalan sejarah pada masa kolonial Belanda. Museum ini adalah bekas kediaman dr. Moh Saleh dan sekaligus rumah sakit yang beroperasi pertama kali di Kota Probolinggo. Sudah menjadi kebijakan pemerintahan belanda untuk membangun rumah sakit disetiap daerah kekuasaannya. Tak heran jika museum ini seperti arsitektur bangunan belanda.
dr. Mohammad Saleh merupakan salah satu dr. pribumi yang lahir di Simo, Jawa Tengah tanggal 15 Maret 1888. Ia anak termuda dari 5 bersaudara pasangan Haji Sastrodikromo dan Hajah Nalirah. Kemudian ia memperistri Emma Naimah, putrid termuda dari 4 bersaudara pasangan daeng Moehsin dan Masnoon yang lahir dijakarta tahun 1883. Ia dikaruniai sebelas anak, yaitu 8 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
dr. Mohammad Saleh adalah mahasiswa lulusan STOVIA (School Tot Opleiding van Indlandsche Artsen) yang awalnya bernama sekolah Dokter Djawa. Pada Saat usia 20 tahun, Ia mendirikan pergeragakn bersama dr. Soetomo dan beberapa mahasiswa STOVIA lainnya. Pergerakan tersebut bernama Boedi Oetomo. Stelah lulus dari STOVIA Dokter Mohammad saleh ditugaskan oleh  belanda sebagai dokter pribumi mulai di jakarta, Boyolali jawa Tengah, Kolonedele Sulawesi Tengah, Bondowoso, Pasuruan, dan menjelang usia 50 tahun yaitu sekitar tahun 1938 ia bertugas di Probolinggo sampai akhir hayatnya.
Selama di Probolinggo, Dokter Mohammad Saleh menetap dirumah di Jl. Laoet nomor 1 yang sekarang menjadi Jl. Dr. Moh. Saleh nomor 1. Dirumah tersebut ia mempersatukan pemuda dan pemudi berbagai suku di Indonesia, sehingga mendapat julukan sebagai rumah BhinekaTtunggal Ika. Selain itu, di rumah ini pula terbentuknya partai politik pertama, yaitu Partai Indonesia Raya (Parindra) yang didirikan bersama Dr. Soetomo. Rumah tersebut juga dijadikan sebagai rumah sakit umum pada masa pemerintahan kolonial belanda. Meskipun dokter Mohammad saleh tinggal dan bertugas disana, namun tempat tersebut masih dibawah kekuasaan belanda.
Barulah pada awal kemerdekaan, Dokter Mohammad saleh di beri wewenang oleh pemerintah Indonesia untuk memimpin sebuah rumah sakit umum di Probolinggo bersama dua orang dokter pertama yang berdinas disana, yaitu dr. Sardadi dan dr. Pyter dari Swiss. Setelah dr. Moh Saleh wafat pada 2 maret 1952, tugasnya digantikan oleh anaknya yang terakhir yaitu Abu Bakar saleh. Setelah Abu Bakar Saleh wafat pada tahun 2008, kemudian pemerintah Kota Probolinggo mengadakan  penelitian bersama guru-guru sejarah se-Kota Probolinggo untuk menjadikan tempat tersebut sebagai Museum. Selain untuk pelestarian cagar budaya di kota probolinggo diresmikannya museum ini agar masyarakat dapat mengenang dan mengetahui jasa-jasa dr. Moh saleh kepada masyarakat Probolinggo. Pembukaan museum ini pada 26 maret 2013, dan diresmikan untuk umum pada 30 April 2013 oleh Bandit selaku Wakil Walikota.