Judul Buku : Critical Communication Studies
Penulis : Hanno Hardt
Penerbit : Jalasutra
Bab : 1 (Tentang Pendefinisian Isu
: Komunikasi, Sejarah, dan Teori)
Tahun Terbit : 1992
Pengumpulan penelitian
komunikasi yang berlangsung di Amerika Serikat ini kaya akan pengumpulan
wawasan tentang komunikasi serta peran dan fungsi media. Serta merefleksikan
dengan ilmu – ilmu sosial yang kini mampu bertahan selama 60 tahun silam. Dan
belum lama ini muncul beberapa kajian sejarah yang menjadi pendukung untuk
mendokumentasikan perkembangan dalam ilmu komunikasi ini. Hal yang menarik dari
penjelasan sejarah dalam bidang komunikasi yaitu agar dapat meneguhkan ekspresi
dari komunikasi dan memberikan kepastian dalam penelitian pada zaman perubahan yang
akan terjadi, baik perubahan karena adanya keraguan maupun karena adanya
ancaman pada fondasi penelitian dan ranah tradisonalnya.
Upaya dalam
penelitian di sepanjang abad ini jarang disertai dengan refleksi –diri mengenai
sejarahnya sendiri. Penelitian komunikasi di Amerika merefleksikan sejarah
hanya untuk ulasan priodik atas posisi bidang ini saja di masa lalu. Sedangkan
dominasi penelitian menggunakan pendekatan sosial. Oleh karena itu, darvin dan rekan
– rekan editornya mencatat bahwa ada tantangan pluralistik terhadap
konsep-konsep dalam bidang komunikasi ini, dan mereka juga tidak puas terhadap
penelitian komunikasi ini. Namun, meskipun demikian, penelitian komunikasi ini
memiliki aspek-aspek yang menarik mengenai administratif dalam teknis
pengorganisasian. Perhatian administratif yang cukup jelas dan menegaskan ide
bahwa komunikasi selalu mengendalikan fokus perhatian teoritis dan praktis. Dan
akhirnya para editor membuat kesimpulan mengenai jenis dan jangkauan konsepsi
dalam bidang ini, bahkan mereka menolak pada bidang-bidang lain yang hanya
menekankan pada studi budaya seperti,
ekonomi-politik atau studi feminis.
Yang paling
penting dalam meninjau kembali periode komunikasi ini, ialah tak kurang referensi
mengenai peran penting dan analisis sejarah, dan hasil penyelidikan sejarah
terhadap bidang ini ternyata bersifat fragmentaris, kebanyakan dalam kajiannya
terhadap suatu prespektif penelitian komunikasi bersifat episodis atau
autobiografis. Penelitian komunikasi dilakukan dengan definisi – definisi
fungsional dari individu karena tuntutan dari masyarakat. Identitas peneliatian
komunikasi ini bergantung pada pengakuan atas minat sosio-historis, namun
dampak awal tradisi ilmu sosial amerika telah memandang enteng menegenai
dimensi sejarahnya. Sehingga ketidakhadiran sejarah dalam penelitian komunikasi
ini mereifisikan kondisi umum dalam sebuah masyarakat dan mengakibatkan
kemunduran era fungsionalisme dan marxisme.
Dua puluh
tahun kemudian, rezim teori sosial parsonian kehilangan pengaruh eksklusifnya
atas pemikiran teori sosial. Teori ini berjalan dalam konteks ahistoris yang
terus meningkat delegitimasinya oleh peristiwa politik yang konkret di Amerika
Serikat dan juga negara lainnya. Lalu kemudian penelitian komunikasi mulai
beralih dari fokus pada praktik sosial atau kultur pada praktik ilmiah ilmu
sosial yang kini telah berkembang menggantikan madzhab Chicago. Yang kemudian
dalam penelitian komunikasi berhadapan dengan sentralitas budaya dan praktik budaya
dalam wacana teoritis kontemporer yang juga termasuk persyaratan memahami
sejarah. Nasib penelitian komunikasi di Amerika Serikat pun mungkin bergantung
pada kemampuannya untk menemukan kesadaran atas sejarahnya sendiri. Terdapat
banyak pendapat dari para ilmuwan mengenai pentingnya sejarah dalam penelitian
komunikasi. Bahwa segala displin ilmu membuthkan kajian sejarah, karena dengan
sejarah dapat menjelaskan teori – teori kontemporer atas masyarakat.
Teori-teori
komunikasi yang mendukung gagasan partisipasi membuat atau menumbuhkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dalam hal proses bekerja. Penelitian
komunikasi yang juga sebagai ilmu sosial berpartisipasi dalam terciptanya
lingkungan sosial dan politik dengan lebih mengacu pada saluran infomasi resmi
daripada dengan kenakaragaman kulturnya. Kebangkitan penelitian komunikasi
dibantu oleh kebutuhan pasar yang ditunjang oleh tradisi fungsionalisme Amerika, yang kemudian penelitian ini
diarahkan oleh perkembangan dalam sosiologi dan antropologi serta kekuatan
mitos figur “bapak”, yang juga menjadi pengaruh bagi definisi komunikasi. Bahkan
kemudian komunikasi didefinisikan dalam artian efektivitas dan efisienannya,
sehingga terpusat pada penyampaian pesan dan proses informasi pada setiap
kemampuan kelompok maupun individu. Penelitian komunikasi ini dirasa sangat
bermanfaat oleh masyarakat, karena dalam konteks ini penelitian komunikasi
ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana penggunaan pesan dan
media untuk menjaga kestabilan sistem politik dan ekonomi.
Awalnya
penelitian komunikasi dengan menggunakan teori fungsionalisme berjalan dengan
baik. Namun hal itu tidak berjalan lama. Banyak problem – problem yang terjadi.
Di sisi lain seiring perkembangan komunikasi dalam masyarakat, muncul juga
sebuah teori interaksionisme simbolik. Teori ini dikemukakan oleh George
Herbert Mead yang mengkonsentasikan interaksi subjek pada masyarakat
menggunakan makna bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Teori ini lebih
sesuai dengan kondisi sosial di Amerika daripada teori fungsionalisme. Namun
karena terikat perjanjian, Amerika Serikat tetap menggunakan teori
fungsionalisme. Liberalisme di Amerika serikat mengembangkan dan menanamkan
lingkungan teoritis yang dalam perubahan sosial dan politik dipandang sebagai
penyesuaian pada kemajuan teknologi dan bukan dalam artian kematian
proposisi-proposisi teoritisnya seperti sejarah pers Amerika yang didasarkan
pada kepentingan dan kesetiaan penulis.
Seiring
perkembangan penelitian komunikasi, kini bidang ini mulai mengakui pentingnya
budaya untuk memenuhi kebutuhan dalam mendefinisikan masyarakat pada kehadiran
kelompok dan individu serta partisipasi mereka dalam kondisi keberadaannya. Hal
ini melibatkan watak sejarah teoretisasi dan penulisan tentang komunikasi dan
media, sehingga pengakuan atas lingkungan sejarahnya sendiri akan membawa pada
pemahaman tentang pentingnya sejarah dalam analisis sosiologis terhadap
fenomena komunikasi dan media. Wacana teori dan sejarah merupakan suatu praktik
budaya yang menandai penyelidikan sosial kontemporer. Bidang penelitian komunikasi yang mulai merealisasikan potensi
untuk menjembatani dan membatasi
disipllin dalam pertanyaan komunikasi masyarakat dalam konteks analisis
budaya.
Dalam buku
ini, khusunya pada bab 1 tentang “Pendefinisian Isu” penulis menyuguhkan kepada
pembaca wacana-wacana akademik yang kian berkembang dan perdebatan-perdebatan
intelektual yang terus mencuat dalam studi komunikasi. Sehingga dapat
memperkaya informasi dan pemahaman kita terhadap studi komunikasi yang menjadi
potret pada masa lalu.
Namun, dalam
buku ini kalimat yang digunakan penulis sulit difahami, dan terlalu banyak
menggunakan bahasa ilmiah, sehingga pembaca membutuhkan waktu dan perlu membaca
beberapa kali agar dapat memahami maksud dari kalimat atau isi bacaan tersebut.
Bagi pembaca pemula akan sulit pula memahami jika tidak mengetahui teori –
teori yang dijelaskan dalam buku tersebut.